by

Maradika Mamuju: Masossor Manurung Dikemas dengan Baik dan Sakral

KOPI, Mamuju – Salah satu agenda utama dalam pagelaran Festival Maradika (Raja) Mamuju yang mulai berlangsung pada hari ini (Selasa, 17 Desember 2019) adalah Masossor Manurung. Menurut penilaian Maradika Mamuju, H. Andi Maksum Dai, acara Masossor Manurung itu telah dikemas dengan baik dan sakral serta cukup sukses di mata Beliau dan para Tamu Agung dari Kerajaan se Nusantara.

Hal tersebut disampaikan Maradika Mamuju H. Andi Maksum Dai, Raja Mamuju yang merupakan anak dari Raja Mamuju terdahulu Djalaluddin Ammana Indah kepada media ini usai acara utama Masossor Manurung. Masossor Manurung adalah sebuah prosesi upacara adat pencucian pusaka Manurung dari Kerajaan Mamuju, Sulawesi Barat.

Yang Mulia Maradika Mamuju mengapresiasi kerja keras panitia dalam mempersiapkan kegiatan pencucian pusaka “Manurung” sehingga dapat berlangsung sakral dan sukses. Sebagaimana diketahui bahwa acara Masossor Manurung disaksikan juga oleh tidak kurang dari 93 Raja dari kerajaan di nusantara yang menghadiri kegiatan yang dilangsungkan di Pelataran Rumah adat Mamuju.

Madu Baduy

“Banyak Raja yang menyaksikan upacara Masosor ini menyampaikan kepada saya bahwa upacara adat ini sudah sangat baik, jadi tentu kita bersyukur kalau semua merasa begitu,” kata YM Maradika Mamuju.

Adapun Jalannya prosesi pencucian pusaka yang diyakini adalah kembaran dari Raja pertama Mamuju bernama Lasalaga tersebut semakin hikmad dengan prosesi adat dari kerajaan Bali yang memberikan nuansa etnik yang begitu kental sehingga nampak jelas dua kerajaan antara Bali dan Mamuju yang diceritakan memiliki ikatan pertautan sangat kental dalam gelaran tersebut.

Dikutip dari website Humas Pemkab Mamuju, Bupati Mamuju H Habsi Wahid mengatakan: “Kegiatan Festival Maradika Mamuju merupakan kegiatan yang pertamakali dilaksanakan di Mamuju berskala nasional, sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi Masyarakat Mamuju.”

Bangsawan dari Kerajaan Tapalang ini juga berharap agar Festival Manakarra Mamuju (FMM) dapat menjadi media pemersatu terhadap semua kerajaan dan keraton senusantara, serta menjadi sarana promosi terhadap kekayaan budaya dari masing-masing daerah.

“Adapun kegiatan selanjutnya yang telah diagendakan dalam FMM usai Masossor Manurung di hari yang sama akan dilanjutkan karnaval budaya dan Mamuju Fashion, pembukaan pameran pasar budaya, dan esok harinya akan dilakukan Visit Karampuang,” jelas Bupati. (foto: Hms/Editor: M.Nur OKT)

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA