by

Jaga Keutuhan NKRI, Solidaritas Melanesia Indonesia DIY Langsungkan Aksi Simpatik di Tugu Yogyakarta

Solidaritas Melanesia Indonesia DIY saat Aksi Simpatik 1 Desember 2019 di Tugu Yogyakarta

KOPI, Yogyakarta – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Melanesia Indonesia DIY melakukan aksi simpatik di Tugu Yogyakarta dengan membawa berbagai poster yang bertuliskan “Berbeda Namun Saudara-Melanesia di Indonesia, Melanesia Adalah Kita-Papua Tetap Indonesia, Tetap Bersatu Dalam Kebhinekaan-Bersatu Tak Bisa dipisahkan dan lainnya” Aksi damai oleh Solidaritas Melanesia Indonesia DIY kali ini untuk menegaskan bahwa setelah Indonesia merdeka pada 1945, dan semakin terpojoknya Belanda oleh dunia internasional dalam rangka mempertahankan Papua dalam wilayah jajahannya, pada 1 Desember 1961, Belanda membentuk negara boneka Papua. Pada tanggal tersebut Belanda memerintahkan masyarakat Papua untuk mengibarkan bendera nasional baru yang dinamakan Bintang Kejora.

Sementara itu, sebagai bagian dari perjanjian New York, Indonesia sebelum akhir tahun 1969 wajib menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat. Pelaksanaan Pepera itu turut disaksikan oleh utusan PBB, utusan Australia Dan utusan Belanda, ternyata hasil Pepera menunjukkan masyarakat Irian Barat menghendaki bergabung dengan NKRI. Hasil Pepera itu selanjutnya dibawa ke sidang umum PBB dan pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB dan dunia internasional mengakui secara sah bahwa Papua / Irian Barat namanya kala itu adalah bagian dari Negara Indonesia.

Pada tanggal 1 Maret 1973 sesuai dengan peraturan Nomor 5 tahun 1973 nama Irian Barat resmi diganti oleh Presiden Soeharto menjadi nama Irian Jaya. Memasuki era reformasi dalam acara kunjungan resmi kenegaraan Presiden, sekaligus menyambut pergantian tahun baru 1999 ke 2000, pagi hari tanggal 1 Januari 2000, dia memaklumkaan bahwa nama Irian Jaya saat itu diubah namanya menjadi Papua seperti yang diberikan oleh Kerajaan Tidore pada tahun 1800-an.

Dari zaman prasejarah sampai memasuki sejarah berlalu, alkulturasi budaya dan interaksi sampai perkawinan campuran terjadi. Sampai pada akhirnya negara Indonesia berdiri dengan sebagian besar Melanesia di wilayah timur. Festival Budaya Melanesia untuk pertama kalinya digelar di Indonesia sebagai tuan rumah pada Oktober 2015 lalu, di Indonesia ras melanesia tidak hanya ada di Papua dan Papua Barat saja, akan tetapi juga ada di NTT, Maluku dan juga Maluku Utara.

Dengan berbagai alasan dan latar belakang tersebut maka Solidaritas Melanesia Indonesia DIY dengan tegas menolak adanya seruan dan narasi tentang ras melanesia di Papua dan Papua Barat bukan bagian dari Indonesia, Papua dan Papua Barat tetap merupakan wilayah bagian yang sah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pungkasnya dari Sdr. Pius Doy dalam rilis yang disampaikan pada aksi simpatik oleh Solidaritas Melanesia Indonesia DIY di Tugu Yogyakarta.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA