Bacaan: Amsal 1:7; 23:17-18
KOPI, Jakarta – Bodoh, merupakan kata yang biasa diucapkan untuk mereka yang lemah intelektual dan lamban mengerti. Orang seperti ini sering dikatakan tidak akan sukses, bahkan hidup dalam kemiskinan.
Stigma tersebut sering digunakan oleh masyarakat umum terhadap mereka yang dianggap bodoh. Itulah sebabnya, orang yang merasa dirinya bodoh, tidak mampu keluar dari kebodohannya.
Sebenarnya, yang menentukan kita bernasib baik dan buruk adalah kita, bukanlah Tuhan. Tuhan menghendaki kita hidup di jalanNya dan menerima janjiNya. Ia selalu memberikan kesempatan demi kesempatan untuk kita meraih berkatNya.
Kita tentu akan terpukau jika mendengar orang yang dianggap bodoh menjadi miliarder. “Si bodoh yang menjadi miliarder”, dialah Adam Khoo, lahir 8 April 1974, di Singapura. Di usia 12 tahun, ia disebut orang yang malas, bodoh, terbelakang, dan tidak ada harapan. Stigma ini bermula semasa SD, ia dikatakan bodoh oleh guru-gurunya.
Karena frustrasi disebut anak bodoh, ia menghabiskan waktunya untuk bermain game dan menonton TV, bahkan nilainya selalu rendah. Ia pernah dikeluarkan dari sekolah ketika di kelas tiga SD dan pindah di sekolah terburuk di Singapura. Bahkan, saat masuk SMP, ia ditolak enam sekolah terbaik.
Akhirnya, ia masuk di sekolah terburuk tempat anak-anak bodoh. Dari 160 siswa seangkatannya, ia menduduki peringkat 10 terbawah. Bahkan, guru matematikanya pernah bertanya kepada ibunya, “Kenapa di SMP kelas satu, Adam Khoo tidak bisa mengerjakan soal kelas empat SD?”
Namun, orang tuanya percaya bahwa Adam anak yang cerdas.
Apa yang diyakini oleh orang tuanya menjadi kenyataan. Adam yang sangat bodoh akhirnya berubah. Di usia 13 tahun, ia menyadari bahwa selama ini dirinya terpengaruh dengan stigma negatif orang sekitarnya, yaitu “ia anak bodoh”. Ia berhenti bermain game, mulai belajar, dan membuat target.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Adam Khoo berani membuat goal, yaitu harus mendapatkan nilai A. Ia juga yakin bahwa ia akan lolos di SMA terbaik Victoria Junior College, di Singapura. Bahkan, ia akan diterima di National University of Singapore.
Mendengar targetnya, teman-temannya menertawakannya. Namun, impiannya tercapai dan di usia 26 tahun, Adam Khoo telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omzet per tahun US$ 20 juta. Ia adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Kiat sukses Adam Khoo ialah membuat target, memiliki tujuan yang jelas, yakin mencapai tujuannya, dan memiliki strategi yang tepat untuk belajar.
Tuhan menciptakan kita di dunia ini bukan tanpa tujuan. Kita dapat meraih impian meski orang lain menganggap kita bodoh dan tidak mampu. Asalkan kita melibatkan Tuhan, terus belajar, tekun, dan penuh semangat, maka kita akan melihat hasilnya. Tuhan menghendaki kita meraih berkatNya, karena itu jangan pernah menyerah!
DOA: Bapa, aku menyadari bahwa aku selalu terpengaruh dengan stigma negatif, mampukan aku untuk dapat membuat perubahan yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Sumber: Manna Sorgawi
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment