by

Bupati Saifannur Diduga Pembohong, MA: Bireuen Mau Dijadikan Warisan Keluarga

-Berita-3,471 views

KOPI, Bireuen – Bupati Bireuen Saifannur dinilai banyak pihak sebagai pembohong. Pasalnya, ucapan yang pernah dilontarkan oleh orang nomor satu di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, itu sering tidak sesuai dengan kenyataan. Masyarakat kecewa, termasuk para pengusaha kecil, karena Bireuen seperti warisan keluarga. Hal itu diungkapkan salah satu warga Bireuen berinsial MA, kepada media ini, Senin 23 September 2019.

Ia menjelaskan, sebelum Saifannur menjadi Bupati, ia pernah mengucapkan bahwa kantor bupati yang megah, mewah dan besar yang dia buat, suatu hari dia (Saifannur) pasti akan duduk di situ untuk membawa kesejahteraan Bireuen. Selain itu, di saat ingin mencalonkan diri menjadi Bupati Bireuen, ia juga mengucapkan bahwa dirinya tidak mau kalah. Jangankan kalah seri pun tidak mau, makanya apapun akan dilakukan supaya menang pada pilkada lalu.

“Saya akan maju dan siap mendaftarkan diri menjadi calon Bupati Bireuen, tetapi saya tidak mau kalah, jangankan kalah seri saja saya tidak mau,” ungkapnya meniru perkataan Saifannur saat itu.

Selain itu, ia juga menceritakan bahwa Saifannur pernah mengucapkan dengan tegas bahwa dia akan mewakafkan diri untuk Kabupaten Bireuen demi kesejahteraan masyarakat Bireuen. Ucapan itulah yang membuat para pendukung termasuk MA semangat bekerja untuk memenangkan Saifannur untuk menjadi Bupati Bireuen.

Bahkan komitmen Saifannur saat itu, ia akan peduli terhadap pengusaha kecil, jika dirinya menjadi Bupati. Semua pekerjaan dari APBK Bireuen diharamkan untuk dikerjakan oleh perusahaannya. “Kamat kata-kata long, ubena but APBK Bireuen kupeuharem dikerjakan oleh perusahaan long, (kamu pegang kata-kata saya, semua pekerjaan dari APBK Bireuen, saya haramkan dikerjakan oleh perusahaan saya),” kata MA meniru ucapan Saifannur.

Ternyata semua ucapan dia, lanjut MA, tidak sesuai dengan kenyataan. “Ucapan Saifannur mewakafkan diri untuk Kabupaten Bireuen demi kesejahteraan Bireuen malah sebaliknya, Bireuen yang telah mewakafkan diri untuk Saifannur. Begitu juga mengenai kegiatan, diharamkan dikerjakan perusahaanya, tetapi nyatannya semua di lapangan dikerjakan oleh keluarganya,” ungkap MA dengan nada kesal.

Narasumber kami itu mengaskan bahwa semua ucapan Saifanur tidak ada yang benar. “Sehingga kondisi ekonomi di Bireuen sangat disayangkan. Pekerjaan proyek dikerjakan oleh keluarganya. Keluarganya juga belanja yang kecil-kecil saja bukan di kios-kios tetapi di Supermarket, di Swalayan besar dan di Medan, sehingga uang itu tidak beredar di Bireuen. Pengusaha kecil gigit jari. Bagaimana ekonomi bisa meningkat dan masyarakat sejahtera?” tanya MA yang mengaku pernah dekat dengan Bupati Saifannur.

Sumber itu juga mengaku menyesal mendukung dan bekerja untuk memenangkan Saifannur menjadi Bupati Bireuen, karena menurutnya, banyak masyarakat Bireuen saat ini kecewa. Dua tahun kepemimpinan Saifannur tidak ada perubahan seperti yang diharapkan. “Kalau tidak percaya bisa ditanya kepada masyarakat Bireuen, apakah mereka sudah mulai merasakan peningkatan ekonomi, sejahtera atau sebaliknya,” ungkap MA.

Memang Bupati Saifanur orang kaya. Bahkan bupat berbadan gemuk itu pernah mengaku kekayaan dia tidak akan habis dimakan hingga tujuh keturunan. “Tapi saya tidak mengakui, karena walaupun dibilang kaya raya, tetapi buktinya dari yang kecil hingga yang besar dilahap semua. Bireuen mau dijadikan warisan keluarga. Semoga tidak menjadi orang munafik dan cepat sadar,” tutup MA berharap.

Seperti diketahui, sebelumnya beberapa rekanan mengaku 2 tahun kepemimpinan Saifannur, mereka mengeluh. Pasalnya, selama 2 tahun ini sudah apatis dengan proses lelang yang ada. Artinya, tidak mungkin bisa menang karena kongkalikong antara pejabat dan peserta yang akan dimenangkan, sudah sistematis dan terstruktur.

Terkait hal tersebut, media ini sudah mencoba melakukan konfirmasi kepada Bupati Saifannur melalui Whatsapp, namun tidak terkoneksi karena diduga Whatsapp media ini sudah diblokir oleh sang Bupati. Begitu juga saat dihubungi melalui telepon seluler, terhubung namun tidak dijawab. Demikian juga pesan yang dilayangkan kepada ajudan melalui whatsapp untuk disampaikan kepada Bupati, namun belum juga ada balasan hingga berita ini ditayangkan. (Fauzan)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

WARTA MENARIK LAINNYA