by

PLN, Sengon, dan Maxwel (Merunut Pendekatan Fisika dan Matematika)

Loading…

KOPI, Jakarta – Pohon sengon menjerit. Ia jadi tertuduh mogoknya setrum listrik di Pulau Jawa, Ahad lalu (4/8). Ya, gara-gara pohon sengon (albizia chinensis) yang rantingnya berdekatan dengan Sutet (saluran tegangan ekstra tinggi) 500 kV (500.000 Volt) di Desa Malon, Gunung Pati, 28 Km selatan Semarang, setrum dari Perusahaan Listrik (PLN) terganggu. Aliran listrik terhenti selama 8 jam di sebagian Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat, Banten, Jakarta, dan Jawa Tengah. Di Bekasi, terutama di Perumnas Tiga, tempat tinggalku, listrik macet lebih dari 24 jam selama dua hari (Minggu dan Senen). Dampaknya, air PAM pun mogok selama tiga hari (sampai aku harus mandi di masjid).

Gara-gara sengon yang tumbuh dekat Sutet 500 kV, hampir semua makhluk terganggu di Pulau Jawa. Padahal, peristiwa tersebut adalah alami belaka. Yang tak disadari, kenapa peristiwa alami tersebut tidak diperhitungkan PLN secara fisika-matematik?

Dari Aristoteles hingga Maxwel

Bila mau merunut korelasi antara berbahayanya pohon sengon dan sutet, kita harus melihat konsep “unifikasi” hukum-hukum alam. Hukum-hukum alam – terutama fisika dan matematika — terus menarik perhatian para ilmuwan sejak dahulu hingga sekarang.

Filsuf Yunani, Aristoteles pernah kecele. Ia menyatakan, hukum-hukum fisika yang berlaku pada benda-benda terestrial (bumi) dan benda-benda selestial (langit) berbeda. Menurut Aristo, gerak benda-benda langit adalah siklikal (melingkar seperti orbit planet, bumi, dan matahari). Sedangkan gerak benda-benda bumi adalah vertikal (jatuh ke bawah, ke bumi).

Teori Aristo ini terpatahkan ketika Isaac Newton, ilmuan Inggris, melalui penemuan teori gravitasinya berhasil membuktikan bahwa hukum fisika (mekanika) yang mengatur gerak bumi dan langit adalah sama. Yaitu hukum gravitasi. Newton berhasil memadukan (meunifikasi) dua teori Aristoteles tersebut dengan teori gravitasinya. Inilah penemuan “unifikasi” hukum alam pertama di muka bumi.

Newton menyatakan: Gaya yang menyebabkan planet mengorbit dan batu jatuh ke tanah adalah sama: Gaya Gravitasi. Dalam bahasa fisika, gravitasi telah mengunifikasi mekanika langit dan bumi. Warnher von Braun, penemu roket dan teknologi ruang angkasa dari Jerman – sangat berterima kasih kepada Newton. Berkat penemuan Newton, von Braun mampu menghitung jelajah roket di angkasa dengan menggunakan hukum gravitasi Newton.

Ilmuwan pasca Newton, kembali memperhatikan obsesinya pada dua fenomena alam. Yaitu kelistrikan dan kemagnetan. Mereka berfikir, dua fenomena alam ini berbeda mekanisme geraknya karena dikendalikan oleh dua hukum fisika yang berbeda. Fisikawan yang juga matematikawan James Clerk Maxwel kemudian berhasil membuat persamaan matematika yang membuktikan bahwa fenomena kelistrikan dan kemagnetan diatur oleh hukum yang sama. Sejak Maxwell menemukan “unifikasi” hukum kelistrikan dan kemagnetan inilah, teknologi elektronika berkembang pesat. Teknologi digital yang kini “mewarnai” kehidupan abad ke-21, misalnya, merupakan pengembanga dari teori Maxwell tersebut.

Kasus sengon dan gangguan listrik di Gunung Patih Semarang, sebetulnya merupakan fenomena alam yang seharusnya bisa diprediksi secara ilmiah oleh PLN. Pohon sengon yang hidup – karena di dalamnya pasti ada air (molekul H2O) yang mempunyai elektron bebas sehingga pasti menghantarkan arus listrik – niscaya akan “terpengaruh” sangat kuat oleh kabel transmisi Sutet 500 kV tersebut.

Di sekitar kabel transmisi itu pasti ada medan magnet yang sangat tinggi. Di sisi lain, pohon sengon pun – bisa dikatakan – sebagai “pohon listrik” karena ia bisa mengantarkan setrum. Dengan demikian bisa dihitung secara matematik – bagaimana pengaruh induksi listrik dan magnet timbal balik antara sutet dan sengon di atas.

Inilah yang luput dari perhatian – pinjam istilah Presiden Jokowi — “orang-orang pintar” di PLN. Seharusnya, orang-orang pintar PLN sudah bisa menghitung berbagai kemungkinan gangguan listrik yang terjadi akibat keberadaan sutet dan sengon yang sangat berdekatan tadi! Dengan kata lain, orang-orang pintar PLN mengabaikan unifikasi hukum fisika kelistrikan dan kemagnetan yang ditemukan Maxwell dua abad lalu.

Syaefudin Simon, Alumnus FMIPA UGM Yogya

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Loading…

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA