by

Kelurahan Pematang Pudu Ikut Serta Memeriahkan Pawai 17 Agustus

-Daerah-2,550 views

KOPI, Bengkalis – Warga Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, penuh ceria memeriahkan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, pada Sabtu, (17/08/2019) Siang. Mereka berpawai dengan menggunakan berbagai aksesoris perjuangan, seperti pasukan jaman perjuangan, tongkat, senjata lama, muka dicoreng-moreng, juga marching band.

Siang itu, rombongan pawai sebanyak 17 RW dan 89 RT dari Kelurahan Pematang Pudu. Sekitar pukul 02.00 wib mereka mulai bergerak dan beberapa saat kemudian melintas di Jalan Hangtuah simpang pokok jengkol, hingga membuat lalu lintas sementara terhenti.  Namun, pengguna jalan memaklumi, karena memang ini Hari Kemerdekaan, pesta untuk seluruh rakyat.

Saat sampai di Jalan Jenderal Sudirman, rombongan pawai Kelurahan Pematang Pudu berbelok melintasi di Pasar Duri terus lurus melanjutkan kirabnya.

“Ini kami Kelurahan Pematang Pudu sudah siap dari kemarin-kemarin. Kami sudah tradisi untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan. Kan kita harus mengingat jasa perjuangan nenek moyang. Sekaligus menanamkan jiwa perjuangan kepada anak-anak,” kata Fitrianita Eka putri, S.Sos, warga yang ikut pawai itu.

Mengikuti rute rombongan sebelumnya, yakni belok di Jalan Jenderal Sudirman, melintas Pasar Duri dan finish atau berakhir di Kantor Camat Mandau.

Ditambahnya, saya bersyukur dan terima kasih kepada seluruh komponen masyarakat Kelurahan Pematang Pudu yang dengan penuh semangat untuk ikut berlomba-lomba memeriahkn hutri ke 74 ini. Harapannya tidak hanya untuk kegiatan pawai saja tetapi juga ikut mendukung seluruh program kelurahan, program unggulannya sekarang adalah terwujudnya Kelurahan Pematang Pudu bersih dan sehat. Karena beberapa waktu terakhir banyak yang kena DPD. Mari bersama-sama bersihkan lingkungan rumah pekarangan masing-masing, Mari kita optimalkan keberadaan Bank Sampah Kelurahan Pematang Pudu. Kemudian di bidang budaya Kelurahan Pematang Pudu punya suku sakai yang punya tradisi yang unik rumah adat, ubi mangalon pakaian tradisional dan kesenian yang perlu dilestarikan,” jelas Lurah.

“Itu Marching Band gabungan, Semua senang kok, kalau ada pawai begini, hitung-hitung untuk mengingatkan semangat para pejuang kita,” katanya. (Siboroto)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA