by

Catatan Ilham Bintang: Jumpa Anak Band yang Kini Dubes RI di India

Loading…

KOPI, Jakarta – Bertemu Duta Besar RI di India, Rizali W Indrakesuma dan istri Dr, Ike Indrakesuma di New Delhi, India, Sabtu (30/7) pagi di kediamannya. Hari itu libur kerja, tetapi Dubes dan isteri tetap “berdinas”: menghadiri pertandingan badminton antar staf Kedubes dan warga Indonesia setempat. Acara itu merupakan rangkaian kegiatan KBRI India menyongsong perayaan hari Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus.

Rizali tak banyak berubah, termasuk tampilan fisik untuk menggambarkan bekas anak band ini awet muda di usia 60 tahun. Sarjana jebolan Fisip UI ini di akhir tahun 70-an sampai awal 80-an di Jakarta dikenal sebagai pentolan band “Chaseiro” dan “Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks”. Cheseiro hingga kini masih eksis, masih sering tampil dalam pelbagai acara, tetapi karena kesibukan kerja Rizali hanya sekali-kali ikut memperkuat.

Yang paling fenomenal adalah OM PSP yang amat digandrungi kawula muda masa itu. Meski sudah jarang perfom, tetapi namanya masih melekat di banyak orang tanah air. Maklum OM PSP masa itu menggebrak dengan warna musik baru: memplesetkan hampir semua lagu populer. Group musik ini sempat membintangi empat judul film Nasional.

Saya bekerja sebagai redaktur kebudayaan di Harian Angkatan Bersenjata ketika OM PSP menggebrak dunia musik Indonesia. Berkali- kali media kami menulis fenomena itu, termasuk cover story dengan banner: “OM PSP: Tukang Kampak Lagu- Lagu”. Judul ini sesuai karakter khasnya memplesetkan lagu-lagu populer masa itu.

Rizali masih duduk di bangku kuliah di Fisip-UI. Untuk kebutuhan isi cover story itu saya terjun mewawancarainya di kampus UI. Saya mengajak Ades Tamin, mahasiswi Sekolah Tinggi Publistik (STP) yang sedang latihan kerja (magang) di Harian Angkatan Bersenjata. Kelak, mahasiswi itu menjadi pasangan hidup saya (menikah September 1979) yang telah memberi 4 anak dan enam cucu.

Rizali terkekeh ketika ngobrol nostalgi Sabtu pagi itu, dan saya membuka kisah tentang mahasiswi magang yang saya bimbing ke pelaminan.

Puluhan tahun kami tak jumpa karena tenggelam oleh kesibukan masing-masing. Tapi, surprise: belakangan ternyata Pak Dubes dan isteri bersahabat sejak SMA dengan besan saya Dr. Jody Antawidjaja. Ketika resepsi pernikahan putera kami dr. Yassin Yanuar Mohammad dengan dr. Ratu Abigail Audity Antawidjaja Maret 2011, keluarga Pak Dubes juga hadir.

India, tempat tugas Rizali sebagai Dubes RI sejak 2012 sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia, dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa. India adalah negara terbesar ketujuh berdasarkan ukuran wilayah geografis. Jumlah penduduk India tumbuh pesat sejak pertengahan 1980-an.

Ekonomi India adalah terbesar keempat di dunia dalam PDB, diukur dari segi paritas daya beli (PPP), dan salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. India, negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia, juga telah muncul sebagai kekuatan regional yang penting, memiliki kekuatan militer terbesar, dan memiliki kemampuan senjata nuklir.

Terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting, dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok, Myanmar. Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bersebelahan.

India adalah letak dari peradaban kuno seperti Peradaban Lembah Sungai Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama dunia: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme. Negara ini merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaan pada 1947.

Anak Diplomat

Rizali tidak asing dengan India. Terlahir London, UK, 60 tahun lalu, Rizali adalah putera Diplomat senior Agus Indrakesuma yang juga pernah bertugas di India. Sejak muda Rizali tertarik jadi diplomat, ikuti jejak sang ayah. Itu sebabnya ketika tamat SMA, Rizali memilih jurusan hubungan internasional di FISIP UI.

Ayah tiga putra ini sudah 30 tahun berkarir di Kementerian Luar Negeri. Di masa kanak-kanak ia pernah dua tahun tinggal di New Delhi sewaktu ayahnya bertugas sebagai diplomat di negeri Mahatma Ghandi itu. Sebelum resmi menjadi Dubes RI di India tahun 2012, Rizal empat tahun bertugas sebagai diplomat di sana. “Jadi secara alumulatif, saya sudah 10 tahun di India,” katanya.

Masih kangen main musik? Dia tertawa. “Ya, namanya juga hobby berat,” ucapnya.

Surplus 6 Milyar Dollar

Ekonomi India dulunya banyak tergantung dari pertanian, namun sekarang ini hanya menyumbang kurang dari 25% dari PDB. Industri penting lainnya termasuk pertambangan, petroleum, pengasahan berlian, film, tekstil, teknologi informasi, dan kerajinan tangan. Kebanyakan daerah industri India berpusat di kota-kota utamanya. Tahun-tahun belakangan ini, India telah muncul sebagai salah satu pemain terbesar dalam perangkat lunak, dan business process outsourcing, dengan pendapatan sekitar AS$17,2 miliar pada 2004-2005. Dan ada juga banyak industri skala kecil yang meyediakan lapangan kerja yang stabil bagi penduduk di kota kecil, dan pedesaan.

Meskipun India hanya menerima sekitar tiga juta pengunjung asing setiap tahun, pariwisata tetap penting tapi masih sumber pendapatan nasional yang belum berkembang. Pariwisata menyumbangkan 5,3 persen dari PDB India. Partner perdagangan utama India termasuk Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.

Ekspor utama India termasuk produk pertanian, tekstil, batu berharga, dan perhiasan, jasa perangkat lunak, dan teknologi, hasil teknik, kimia, dan hasil kulit sedangkan komoditas impornya adalah minyak mentah, mesin, batu berharga, pupuk, kimia. Pada tahun 2004, total ekspor India berjumlah AS$69,18 miliar sedangkan impor sekitar AS$89,33 miliar.

Ditanya hubungan bilateral India-Indonesia Rizali menyebut terawat baik. Tahun ini, dari neraca perdagangan antar dua negara tercatat Indonesia surplus sekitar 6 milyar dollar AS. Ekspor kita batubara dan kelapa sawit, yang jadi primadona. Sedangkan ekspor India ke Indonedia, alat-alat berat dan tekstil. (*)

Dikutip dari buku “Jalan-Jalan Ala Ilham Bintang” yang terbit Februari 2018.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Loading…

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA